NPM :23210411
KELAS:3EB18
TUGAS:SOFTSKILL
B.INDONESIA 2
Pengertian Silogisme
Kategorial
Silogisme
Silogisme
merupakan suatu cara penalaran yang formal. Penalaran dalam bentuk ini jarang
ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti
polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia
dihukum karena melanggar peraturan “X”, sebenarnya dapat kita kembalikan
ke dalam bentuk formal berikut:
a. Barang
siapa melanggar peraturan “X” harus dihukum.
b. Ia
melanggar peraturan “X”
c. la harus
dihukum.
Bentuk
seperti itulah yang disebut silogisme. Kalimat pertama (premis ma-yor) dan
kalimat kedua (premis minor) merupakan pernyataan dasar untuk menarik
kesimpulan (kalimat ketiga).
Pada contoh,
kita lihat bahwa ungkapan “melanggar …” pada premis (mayor) diulangi dalam
(premis minor). Demikian pula ungkapan “harus dihukum” di dalam kesimpulan. Hal
itu terjadi pada bentuk silogisme yang standar.
Akan tetapi,
kerap kali terjadi bahwa silogisme itu tidak mengikuti bentuk standar seperti
itu.
Misalnya:
- Semua yang
dihukum itu karena melanggar peraturan
- Kita
selalu mematuhi peraturan
- Kita tidak
perlu cemas bahwa kita akan dihukum.
Pernyataan
itu dapat dikembalikan menjadi:
a. Semua
yang melanggar peraturan harus dihukum
b. Kita
tidak pernah melanggar (selalu mematuhi) peraturan
c. Kita
tidak dihukum.
Secara
singkat silogisme dapat dituliskan
JikaA=B dan
B=C maka A=C
Silogisme
terdiri dari ; Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik dan Silogisme
Disyungtif.
Silogisme
Katagorik
Silogisme
Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik.
Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat
dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan
premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara
kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh :
Semua
Tanaman membutuhkan air (premis mayor)
……………….M……………..P
Akasia
adalah Tanaman (premis minor)
….S……………………..M
Akasia
membutuhkan air (konklusi)
….S……………..P
(S = Subjek,
P = Predikat, dan M = Middle term)
Hukum-hukum
Silogisme Katagorik
Apabila
dalam satu premis partikular, kesimpulan harus parti¬kular juga, seperti:
Semua yang
halal dimakan menyehatkan
Sebagian
makanan tidak menyehatkan,
Jadi
Sebagian makanan tidak halal dimakan
(Kesimpulan
tidak boleh: Semua makanan tidak halal
dimakan).
Apabila
salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti:
Semua
korupsi tidak disenangi.
Sebagian
pejabat adalah korupsi, jadi
Sebagian
pejabat tidak disenangi.
(Kesimpulan
tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi)
Dari dua
premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
Beberapa
politikus tidak jujur.
Banyak
cendekiawan adalah politikus, jadi:
Banyak
cendekiawan tidak jujur.
Jadi:
Beberapa pedagang adalah kikir. Kesimpulan yang diturunkan dari premis
partikular tidak pernah menghasilkan kebenaran yang pasti, oleh karena itu
kesimpulan seperti:
Sebagian besar
pelaut dapat menganyam tali secara bai
Hasan adalah
pelaut, jadi:
Kemungkinan
besar Hasan dapat menganyam tali secara baik adalah tidak sah. Sembilan puluh
persen pedagang pasar Johar juju Kumar adalah pedagang pasar Johar, jadi:
Sembilan puluh persen Kumar adalah jujur.
1) Dari dua
premis yang sama-sama negatit, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena
tidak ada mata rantai ya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil
bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua
premis negatif adalah tidak sah.
Kerbau bukan
bunga mawar.
Kucing bukan
bunga mawar.
….. (Tidak
ada kesimpulan) Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukk Tidak satu
pun drama Shakespeare mudah dipertunju Jadi: Semua drama Shakespeare adalah
baik. (Kesimpulan tidak sah)
2) Paling
tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term
penengahnya tidak ten menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti:
Semua ikan
berdarah dingin.
Binatang ini
berdarah dingin
Jadi:
Binatang ini adalah ikan.
(Padahal
bisa juga binatang melata)
3)
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada
pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan lenjadi salah, seperti
Kerbau
adalah binatang.
Kambing
bukan kerbau.
Jadi:
Kambing bukan binatang.
(‘Binatang’
pada konklusi merupakan term negatif sedang-
kan pada
premis adalah positif)
4) Term
penengah harus bermakna sama, baik dalam premis layor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna mda kesimpulan menjadi lain, seperti:
Bulan itu
bersinar di langit.
Januari
adalah bulan.
Jadi:
Januari bersinar di langit.
(Bulan pada
premis minor adalah nama dari ukuran waktu
yang
panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayor
berarti
planet yang mengelilingi bumi).
5) Silogisme
harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, preidkat, dan term menengah (
middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term
tidak bisa diturunkan komklsinya.
NAMA
: IKATAMA RACHAYU PUTRI
NPM :23210411
KELAS:3EB18
TUGAS:SOFTSKILL
B.INDONESIA 2
PENGERTIAN
SALAH NALAR
Pengertian
SALAH NALAR : Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru,
atau cacat.
Jenis-jenis
salah nalar:
- a.Deduksi yang salah :
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak
memenuhi persyaratan.
Contoh
:
- qKalau listrik masuk desa,
rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
- qSemua gelas akan pecah
bila dipukul dengan batu.
- Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh
:
- vSetiap orang yang telah
mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
- Anak-anak tidak boleh
memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
- Pemilihan terbatas pada dua
alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh
:
- üOrang itu membakar rumahnya
agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
- Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh
:
- ØBroto mendapat kenaikan
jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
- Anak wanita dilarang duduk
di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
- Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh
:
- Anto walaupun lulusan Akademi
Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
- Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh
:
- Program keluarga berencana
tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki
enam orang anak.
- Meniru-niru yang sudah ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu.
Contoh
:
- Kita bisa melakukan korupsi
karena pejabat pemerintah melakukannya.
- qAnak SLTA saat mengerjakan
ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor
menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar