TUGAS
22/10/2013
NAMA : IKATAMA RACHAYU PUTRI
NPM : 23210411
KELAS : 4EB18
1.Jelaskan
faktor-faktor yang menentukan intensitas etika dari keputusan !
Jawab : 1. Etika atau moral pribadi yaitu yang
memberikan teguran tentang baik atau buruk, yang sangat tergantung kepada
beberapa faktor antara lain pengaruh orang tua, keyakinan agama, budaya, adat
istiadat, dan pengalaman masa lalu.
2. Etika
profesi yaitu serangkaian norma atau
aturan yang menuntun perilaku kalangan profesi tertentu.
3. Etika
organisasi yaitu serangkaian aturan dan
norma yang bersifat formal dan tidak formal yang menuntun perilaku dan tindakan
anggota organisasi yang bersangkutan.
4. Etika sosial yaitu norma-norma yang menuntun perilaku dan tindakan anggota masyarakat
agar keutuhan kelompok dan anggota masyarakat selalu terjaga atau terpelihara.
Sumber:http://irsyadasrofie.blogspot.com/2013/01/tugas-akhir-etika-profesi-akuntansi.html?m=1
2.Jelaskan prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang
etis !
Jawab : 1)
Autonomy
Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan Anda
melakukan eksploitasi terhadap orang lain dan mempengaruhi kebebasan mereka?
Setiap keputusan yang Anda ambil tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh
karena itu, Anda perlu mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses
pengambilan keputusan Anda. Misalnya keputusan untuk merekrut pekerja dengan
biaya murah. Seringkali perusahaan mengeksploitasi buruh dengan biaya semurah
mungkin padahal sesungguhnya upah tersebut tidak layak untuk hidup.
2) Non-malfeasance
Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di
kepemerintahan, nyaris setiap peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu
pihak sementara itu mencederai bagi pihak lain. Begitu pula halnya dengan
keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya menguntungkan bagi beberapa
pihak namun tidak bagi pihak lain. Misalnya kasus yang belakangan menghangat
yaitu pemerintah dengan UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Elektronik) yang baru disahkan dan ditentang oleh banyak pihak. Salah satunya
implikasi dari UU tersebut adalah pemblokiran situs porno. Meskipun usaha
pemerintah baik, namun banyak pihak yang menentangnya.
3) Beneficence
Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa manfaat? Manfaat yang Anda ambil melalui keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah dan merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.
Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa manfaat? Manfaat yang Anda ambil melalui keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah dan merupakan solusi terbaik yang bisa diambil.
4) Justice
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan termasuk implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk menciptakan keadilan yang sempurnam namun tentunya kita selalu berusaha untuk menciptakan keadilan yang ideal dimana memperlakukan tiap orang dengan sejajar. Misalnya dalam keputusan reward, Astra Internasional mempunyai 2 filosofi dasar. Pertama adalah fair secara internal, dimana setiap orang dengan dengan golongan yang sama dan prestasi yang sama maka pendapatannya juga sama. Keputusan ini mencerminkan keadilan di dalam perusahaan itu sendiri. Sementara itu, filosofi lainnya adalah kompetitif secara eksternal, atau gaji yang bersaing dalam industri.
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan termasuk implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk menciptakan keadilan yang sempurnam namun tentunya kita selalu berusaha untuk menciptakan keadilan yang ideal dimana memperlakukan tiap orang dengan sejajar. Misalnya dalam keputusan reward, Astra Internasional mempunyai 2 filosofi dasar. Pertama adalah fair secara internal, dimana setiap orang dengan dengan golongan yang sama dan prestasi yang sama maka pendapatannya juga sama. Keputusan ini mencerminkan keadilan di dalam perusahaan itu sendiri. Sementara itu, filosofi lainnya adalah kompetitif secara eksternal, atau gaji yang bersaing dalam industri.
5) Fidelity
Fidelity berkaitan dengan kesesuaian keputusan dengan definisi peran yang kita mainkan. Seringkali ini melibatkan ‘looking at the bigger picture’ atau melihat secara keseluruhan dan memahami peran Anda dengan baik. Misalnya keputusan Chairman Federal Reserve, Ben S. Bernanke untuk menyelamatkan Bear Stearns dengan cara menyokong dana bagi akuisisi JPMorgan terhadap Bear Stearns senilai $30 miliar dan dipertanyakan oleh banyak pihak. Namun, Bernanke berpendapat bahwa ia melakukannya demi mencegah kekacauan finansial yang akan dialami pasar jika Bear Stearns benar-benar bangkrut.
Fidelity berkaitan dengan kesesuaian keputusan dengan definisi peran yang kita mainkan. Seringkali ini melibatkan ‘looking at the bigger picture’ atau melihat secara keseluruhan dan memahami peran Anda dengan baik. Misalnya keputusan Chairman Federal Reserve, Ben S. Bernanke untuk menyelamatkan Bear Stearns dengan cara menyokong dana bagi akuisisi JPMorgan terhadap Bear Stearns senilai $30 miliar dan dipertanyakan oleh banyak pihak. Namun, Bernanke berpendapat bahwa ia melakukannya demi mencegah kekacauan finansial yang akan dialami pasar jika Bear Stearns benar-benar bangkrut.
S Sumber:http://halamanbelakank.blogspot.com/2013/04/etika-dalam-pengambilan-keputusan.html?m=1
3.Jelaskan
suap (bribery) merupakan suatu tindakan yang tidak etis dengan memberikan
sebuah contoh!
Jawab :
Bribery ( suap ) adalah tindakan membayar uang secara ilegal untuk mendapatkan
keuntungan atau kemudahan dalam proses birokrasi.
Bribery merupakan suatu tindakan yang sangat tidak
etis karena berlawanan dengan hukum dan sangat tidak dibenarkan oleh hukum.
Tindakan bribery ini sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain itu, suap menyuap juga menjadikan biaya operasional pemerintahan menjadi
membengkak. Anggaran yang seharusnya diprioritaskan untuk kesejahteraan
masyarakat, malah masuk ke kantong-kantong pribadi pejabat, atau memperkaya
diri.
Contoh kasus :
Baru-baru ini, contoh pejabat publik yang terjerat
kasus suap adalah Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad. Pada Oktober 2011
lalu, Wali Kota Bekasi Moctar Muhammad sujud syukur setelah Majelis Hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bandung memvonis bebas. Namun kebahagiaan itu
tidak berlangsung lama, Mahkamah Agung (MA) menganulir keputusan bebas Majelis
Hakim Pengadilan Tindak Pindana Korupsi. MA berdalih bahwa politisi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan itu terbukti menyuap dan menerima suap.
MA menjelaskan, Mochtar terbukti melakukan penyuapan
kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Jawa Barat. Modusnya, ia meminta
pimpinan satuan kerja di Pemerintah Kota Bekasi untuk menyisihkan dua persen
uang proyek sampai terkumpul Rp 4,5 miliar. Atas perintah Mochtar, Rp 4 miliar
itu diberikan kepada anggota DPRD Jawa Barat agar Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kota Bekasi segera disetujui.
Kasus serupa menimpa Soemarmo, wali kota Semarang.
Pria yang juga diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini menjadi
tersangka dalam kasus suap pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Perubahan 2012. Pria yang sebelumnya berkarir sebagai sekretaris daerah ini
telah ditahan di Rumah Tahanan Kelas I Cipinang selama 20 hari Sejak 30 Maret
lalu.
Kasusnya terungkap setelah Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menangkap 2 Anggota DPRD Sumartono dan Agung Pumo Sarjono serta
Sekda Akhmat Zaenuri pada Oktober 2011 lalu. Ketiganya telah ditahan lebih
dulu.
Sumber: http://gahaabipraya.blogspot.com/2012_10_01_archive.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar